Induksi Organogenesis pada Tanaman Puring (Codiaeum Variegatum BI. Var. Koi) Menggunakan Zat Pengatur BAP dan IBA Secara In Vitro

Skripsi Biologi
Disusun oleh: Citra L. Murni
Universitas Airlangga
Program Studi Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi

Intisari:

Puring koi (Codiaeum variegatum Bl. var. koi) adalah tanaman hias asli Indonesia yang bernilai ekonomi tinggi, namun masih rendah penyediaannya karena keberadaannya di alam sedikit, sehingga perlu dilakukan upaya budidaya dengan kultur jaringan untuk produksi dan pelestariannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh BAP tunggal, kombinasi BAP dan IBA pada berbagai konsentrasi, serta penggunaan jenis eksplan terhadap lama waktu organogenesis dan jumlah organ yang terbentuk. Eksplan nodus ke-1, ke-2, dan ke-3 dari apeks pucuk lateral atau terminal ditanam pada media Murashige and Skoog dengan berbagai konsentrasi BAP tunggal (0,25; 0,50; 0,75; 1,00 mg/L) serta kombinasi BAP (0,25; 0,50; 0,75; 1,00 mg/L) dan IBA (0,50 mg/L) selama 8 minggu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 3 replikasi. Data lama waktu terbentuknya tunas dan data jumlah tunas yang terbentuk pada minggu ke-8 masa kultur dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis (α=5%).

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh nyata antara pemberian zat pengatur tumbuh BAP tunggal (0,25; 0,50; 0,75; 1,00 mg/L), kombinasi BAP (0,25; 0,50; 0,75; 1,00 mg/L) dan IBA (0,50 mg/L), serta penggunaan jenis eksplan (eksplan nodus ke-1, ke-2, dan ke-3 dari apeks pucuk) terhadap lama waktu terbentuknya tunas dan jumlah tunas yang terbentuk pada eksplan tanaman puring koi. Lama waktu terbentuknya tunas tercepat diperoleh pada perlakuan BAP 1,00 mg/L (rerata 17,00 hari) dan perlakuan nodus ke-3 dari apeks pucuk tanaman puring koi (rerata 20,89 hari). Jumlah tunas terbanyak terdapat pada perlakuan BAP 1,00 mg/L (rerata 3,45) dan perlakuan nodus ke-3 dari apeks pucuk tanaman puring koi (rerata 2,63).