Taksonomi dan Distribusi Jahe-Jahean (Zingiberaceae)

Oleh: Nurainas, FMIPA Unand

Famili jahe-jahean (Zingiberaceae) merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang telah kita ketahui memiliki banyak manfaat. Tidak hanya sebagai tanaman obat, jahe-jahean juga merupakan sumber penghasil minyak esensial, tanaman industri dan bahan bumbu. Tiga jenis di antaranya yang telah umum untuk dibudidayakan dan diperdagangkan yaitu jahe (Zingiber officinale), kapulaga atau gardamunggu (Elatteria cardamomum) dan kunyit (Curcuma domestica).

Pada umumnya jahe-jahean berupa tumbuhan terrestrial yang tumbuh di hutan tropis, didapati pada dataran rendah di hutan-hutan pebukitan pada ketinggian 200-500 m dpl. Jahe-jahean umumnya menyenangi habitat berupa tempat-tempat lembab. Beberapa jenisnya juga ditemukan di hutan yang terbuka, hutan sekunder, rawa-rawa, pinggir sungai dan kadang juga dapat tumbuh di daerah terbuka dengan cahaya matahari penuh. Beberapa jenis Etlingera tumbuh di lokasi hutan yang baru terbuka atau hutan sekunder dan bisa tumbuh dengan cepat seperti gulma. Beberapa di antaranya bahkan bisa digunakan sebagai indikator kerusakan habitat (Larsen et al, 1999; Sirirugsa, 1998).

Nama Zingiber mungkin berasal dari bahasa Arab “zanjabil” yang dalam bahasa sangskerta menjadi “singabera” dan dalam bahasa Yunani menjadi “zingiberi”. Ini kemudian dilatinkan menjadi “zingiber”. Secara botani, Zingiber menjadi penunjuk nama untuk semua family Jahe-jahean (Zingiberaceae). Sebenarnya kata “zingiber” mengacu pada jahe yang diperdagangkan, yang dalam bahasa Melayu dikenal dengan “halia” dan nama ilmiah Zingiber officinale (Larsen et al., 1999).

Zingiberaceae merupakan salah satu famili dari Ordo Zingiberales, kelas Monocotyledoneae dan Sub Divisio Angiospermae (Keng, 1978). Ordo Zingiberales memiliki 4 famili yakni Zingiberaceae, Cannaceceae, Musaceae dan Marantaceae (Tjitrosoepomo, 1988). Dua famili dengan jumlah jenis tertinggi yaitu Zingiberaceae dan Marantaceae. Untuk Marantaceae, pusat keanekaragamannya berada di daerah tropis America sedangkan Zingiberaceae banyak tersebar di daerah tropis Asia. Asia Tenggara adalah pusat distribusi di tropis Asia. Sebagian besar genusnya terkonsentrasi pada wilayah Malesia (Indonesia, Malaysia, Singapore, Filipina, Brunei, dan Papua New Guinea). Indonesia memiliki jumlah jenis terbesar dibanding daerah Asia lainnya, yaitu 24 marga dengan 600 jenis (Sirirugsa, 1998; Larsen et al.1999).

Pendapat mengenai jumlah jenis yang sudah diketahui sangat bervariasi sampai saat ini. Menurut Lawrence (1964) Zingiberaceae mempunyai 47 genera dengan 1400 spesies yang tersebar di sepanjang daerah tropis dan subtropis. Keng (1978) melaporkan sekitar 50 marga telah tercatat sepanjang daerah tropis dan temperata. Lebih dari 20 marganya merupakan tumbuhan asli dari Malaya. Tjitrosoepomo (1988) menuliskan bahwa sekitar 1400 jenis dari 40 marga telah ditemukan di dunia dan sebagian besarnya terdapat di daerah tropis. Sirirugsa (1998) melaporkan bahwa secara total terdapat 52 genera dengan 1,500 jenis di dunia; Malesia 25 genera dengan 650 jenis; Cina 21 genera dengan 200 jenis; Thailand 20 genera dengan 200 jenis; India 18 genera dengan 120 jenis; Filipina 15 genera 103 jenis; Indochina 14 genera 120 jenis; Nepal 11 genera dengan 35 jenis. Larsen, et al (1999) melaporkan terdapat 1200 jenis di Malay Peninsula, dan 1000 jenis di antaranya terdapat di daerah Tropis Asia. Region Malesia, termasuk di dalamnya Indonesia memiliki jumlah jenis terbesar bila dibandingkan dengan daerah Asia lainnya.